Selasa, 22 April 2014

motivasi belajar rendah



MAKALAH
MOTIVASI BELAJAR RENDAH
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas Semester V pada Matakuliah Seminar Masalah BK Oleh Dosen Pengampu Dra. Tri Suyati, M.Pd.
Oleh :
Andika Setiya Reynaldo
NPM. 1111 0182

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
NOVEMBER, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Masalah BK dan untuk menambah pengetahuan pembaca. Makalah ini berisi tentang Motivasi Belajar Rendah yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca dan penulis secara pribadi.
Semoga Allah SWT senantiasa merindhoi segala usaha kita. Amien  Semoga diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi ilmu bagi penulis sendiri maupun pembaca. Berbagai pengetahuan dan ilmu yang Pennulis coba paparkan dengan segala kekurangannya mohon dimaafkan. Namun diharapkan makalah ini dapat digunakan dengan semestinya baik oleh pembaca maupun penulis sendiri.


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Setiap dari kita dianugerahi beberapa kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda. Settiap dari kita memiliki perbedaan yang tidak perlu dipersamakan. Maka dari itu diperlukan pemahaman baru menganai penghargaan keanekaragaman manusia.
Manusia pada hakekatnya adalah unik. Seperti dikatakan dalam 4 dimensi manusia, salah satu darii tu adalah dimensi indiidual. Dimensi yang menerangkan mengenai perbedaan individu karena keunikan dari setiap individu.
Keunikan atau perbedaan tersebut perlu mendapatkan penghargaan berupa toleransi. Sehingga setiap inidividu akan mampu memahami dengan bijak siapa dirinya dan siapa orang lain melalui persepektif dimensi individual.
Dalam dimensi individual ini tersimpan beberapa permaslahan yang sangat perlu ditangani. Permasalahan, salah satunya adalah permasalahan tentang belajar misalnya,
Setiap inidividu atau orang memiliki pola-pola dalam belajar. Terkadang pola tersebut tidaklah sesuai dengan hasil yang diharapkan, atau bias dikatan bahwa gagal dalam proses belajar.
Jadi seseorang tidak mendapatkan perubahan dari tingkahlakunya yang diharapkan atau hasil dari proses belajar tidak diketemukan. Bahkan, suda hada yang mengalami perubahan namun perubahan itu hanya sementara.
Itulah dari sekian permasalahan dalam belajar yang sangat perlu diperhatikan. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki dorongan akan belajar yang berbeda, belum ditambah dengan bebrapa kesuliatan akan belajar.
Kesulitan yang menjadi akibat dari adanya dorongan yang minim dari seseorang akan betapa pentingya belajar, karena terlalu banyak hal ini terjaidi dikalangan perlajar Indonesa. Itu salah satu contoh konkrit dari permasalahan ini. Motivasi belajar rendah pada siswa. Sehingga sangat perlu dan penting untuk dibahas dalam makalah pada halaman selanjutnya.

B.     PERUMUSAN PERMASALAHAN
Adapun butir-butir perumusan permasalahan dalam Makalah Motivasi Belajar Rendah adalah sebagai berikut :
a.       Bagaimana latar belakang terjadinya motivasi belajar yang rendah pada siswa?
b.      Bagaimana teori-teori tentang motivasi belajar?
c.       Bagaimana faktor-faktor yang berpengaruh pada motivasi belajar?
d.      Bagaimana Indikator-indikator motivasi belajar pada siswa?

C.    TUJUAN PENULISAN
Adapun butir-butir tujuan penulisan dalam Makalah Motivasi Belajar Rendah adalah sebagai berikut :
a.       Mengetahui latar belakang terjadinya motivasi belajar yang rendah pada siswa.
b.      Mengetahui teori-teori tentang motivasi belajar.
c.       Mengetauhi bebarapa faktor yang dapat berpengaruh pada motivasi belaajar.
d.      Mengetahui bebarapa indikator motivasi belajar yang dimiliki siswa.

D.    MANFAAT PENULISAN
Adapun butir-butir manfaat penulisan dari Makalah Motivasi Belajar Rendah adalah sebagai berikut :
a.       Mencegah terjadinya motivasi belajar yang rendah pada siswa dengan pemahaman latar belakang motivasi belajar rendah tersebut.
b.      Memahami hakikat tentang motivasi belajar rendah pada siswa.
c.       Menyelesaikan permasalahan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada motivasi belajar.
d.      Memahami beberapa indikator motivasi belajar rendah yang dimiliki siswa.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    LATAR BELAKANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH
Kehidupan yang semakin maju, perkembangan ilmu pengetahuan, dan globalisasi membawa perubahan yang sangat berarti bagi bangsa ini. Perkembangan dalam segala aspek tersebut telah membawa dampak yang serius bagi bangsa ini, baik dampak negative maupun dampak positif. Dalam setiap sekolah misalnya, sering sekali dijumpai anak didik yang melakukan kesalahan-kesalahan, baik yang menyangkut pelanggaran peraturan akademik maupun pelanggaran peraturan non akademik.
Setiap siswa di Indonesia ini, bahkan di dunia, sering sekali melaukan kesalahan-kesalahan tersebut. Adapun bagi mereka, siswa yang tidak melakuakan keslahan akademik pastilah memiliki kendala-kendala dalam kehidupanya.
Kendala dan kesalahan ini adalah bagian dari sebuah permasalahan. Permasalahan yang setiap orang dalam hal ini aktifis akademik harus membuka matanya. Yang pertama bagi mereka yang memiliki sebuah Lembaga Pendidikan. Mereka harus membantu dan menyelesaikan permasalahan anak didik mereka. Bahgaimana mungkin, sebuah Lembaga Pendidikan dibangun dengan sebuah rencana tanpa solusi? Pastilah setiap rencana memiliki permasalahan. Sebuah tindakan tanpa kemudahan? Pastilah setiap tindakan memiliki kesukaran.
Solusi dan kemudahan ini akan membantu peserta didik/anak didik dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya. Baik dari bidang pengembangan prestasi. Mislanya, bagaimana mungkin sebuah Lembaga Pendidikan dibangun tanpa memperhatikan kendala yang dialami anak didiknya ketika dalam proses pembelajaran dan proses belajar? Karena dalam pengembangan pembelajaran akan dijumapai permasalahan dalam belajar.
Inilah salah satu pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya harus kita perhatikan. Ketika kita melihat banyak anak didik ketika bernagkat sekolah tetapi tidak sampai di sekolah, dan bahkan keluyuran di trotoar jalanan. Banyak sekali anak didik yang terlibat tawuran antar pelajar, dan terlibat gang motor yang negatif.
Semua pertanyaan dan penyataan ini harus difokuskan pada latar belakang terjadinya hal-hal di atas. Ataukah apakah yang mengakibatkan semua hal di atas bisa terjadi?

Sebagai salah satu aktifis akademik, yaitu Guru BK. Dalam salah satu bidang bimbingan dan konseling, yakni bidang belajar. Bidang yang menjadi salah satu pekerjaan Guru BK harus diselesaikan permaslahanya dan dibantu pengembanganya.
Mengingat berbagai masalah tersebut penyebabnya adalah lemahnya motivasi belajar siswa. Siswa yang demikian ini, tidak mampu menyerap nilai-nilai perjuangan atau mengapa dia disekolahkan? Mengapa dia harus di Sekolah? Dan mengapa dia harus menuntut ilmu?
Jika siswa mampu memiliki kemauan yang tinggi, tidaklah dia dapat dengan seseuka hati membolos sekolah. Jika siswa mampu memiliki semangat yang bulat tidaklah mungkin dia dapat dengan mudahnya terlibat tawuran antar sekolah. Jika siswa yang memiliki tekad yang besar tidaklah mungkin dia dapat terlibat menjadi anggota geng motor yang negatif.
Semua hal di atas dipengaruhi oleh kemauan, semangat, dan tekad yang diformulasikan kedalam satu jenis wadah yaitu motivasi. Motivasi yang menghasilkan alasan mengapa orang melakukan suatu hal atau Motivasi yang menghasilkan alasan mengapa seorang siswa harus belajar dengan baik?
Inilah motivasi belajar yang mengubah sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran maupun proses belajar. Namun kenyataan di Indonesia tidaklah seperti itu, Sangat sedikit sekali siswa yang mampu memiliki motivasi yang tinggi. Boleh kita lihat melalui keterlambatan siswa. Berapa siswa yanga datang tepat waktu? Dan berapa siswa yang datang dengan terlambat? Inilah permasalahan kita, melemahnya motivasi belajar siswa mengakibatkan siswa banyak terlambat_inilah salah satu dampaknya.

B.     TEORI MOTIVASI BELAJAR
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut betindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diintrepretasikan didalam tingkahlakunya, berupa rangsangan/dorongan atau pembangkit tenaga munculnya sesuatu tingkahlaku tertetnu.
Motif dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
-          Motif Biogenetis yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, seksualitas, dan sebagainya.
-          Motif Sosiogenetis yaitu motif-motif yang berkembang berasal dar lingkungan kebudayaan orang tersebut berada. Misalnya :keinginan orang mendengarkan music, makan pecel, makan cokelat, dan lain-lain.
-          Motif Teologis yaitu dalam motif ini manusia adalah sebgai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-nya, seperti ibadah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan YME, dan untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.
Sebelum mengacu kepada pengertian motivasi maka kita terlebih dahulu kita menelaah pengidentifikasian kata motif dan motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seeorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkahlaku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya.
Menoleh kepada pengertian belajar. Thorndike dalam Hamzah 2010:11, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkahlaku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus( yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan)  dan respons (yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkahlaku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati) atau nonkonkret (tida bias diamati).
Good dan Brophy dalam Hamzah 2010:15, yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseoran dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri. Pendapat senada juga dikatakan oleh Galloway yang menyatakan belajar sebagai perubahan perilaku seseorang yang cenderung tetap sebagai adanya penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap suatu obyek yang ada dalam lingkungan belajar.
Driscoll  dalam Hamzah 2010:15, menyatakan ada dua hal yang harus diperhatikan dalam belajar, yaitu belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Sedangkan Uno (2003)  enjjleaskan lebih jauh tentang bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.
Menurut Irwanto 2002:105, belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, yang terjadi dalam jangka wakt tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relative menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini Nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (pitensial behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.
Menurut Muhibin Syah 2003:63 belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan Skiner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam Bukunya “Educational Psychology” dalam Muhibin Syah 2003:64 adalah The Teaching Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adapatasi (penyesuaian tingkahlaku) yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah “…. A process of progressive behavior adaptation”. Berdasarkan eksperimenya B.F Skiner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan endatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcement).
Dari beberapa teori belajar yang dikemukakan di atas, dapat dirangkum bahwa belajar adalah perubahan tingkahlaku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebelum jauh mengetahui tentang pengertian motivasi belajar terlebih dahulu melihat keterkaitan antara keduanya. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkahlaku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

C.    FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BELAJAR
Motivasi Belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan factor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang manarik.
Hakakat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkahlaku, pada umumnya dengan bebarapa indikataor atau unsure yang mendukung. Hal itu merupakan peranan besar bagi keberhasilan seseorang dalam belajar

D.    INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR
Indikator yang dapat diambil dari factor-faktor motivasi belajar adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki hasrat atau keinginan untuk berhasil.
b.      Memiliki dorongan kebutuhan akan belajar.
c.       Memiliki harapan terhadap cita-cita.
d.      Adanya penghargaan terhadap prestasi belajar.
e.       Didiukung dengan lingkungan yang kondusif.
f.       Kegiatan belajar yang menarik.









BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkahlaku pada umumnya, dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Adapun beberapa indicator tersebut adalah :
g.      Memiliki hasrat atau keinginan untuk berhasil.
h.      Memiliki dorongan kebutuhan akan belajar.
i.        Memiliki harapan terhadap cita-cita.
j.        Adanya penghargaan terhadap prestasi belajar.
k.      Didiukung dengan lingkungan yang kondusif.
l.        Kegiatan belajar yang menarik.
Sehingga dengan demikian, seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah adalah yang memiliki beberapa indicator di atas dengan tingkat yang rendah. Bahkan, juga dapat dikatakan jika seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah maka dirinya kurang memiliki semua indicator tersebut.


B.     KRITIK DAN KRITIK
Setiap siswa seharusnya memiliki motivasi yang tinggi dalam belajarnya. Sehingga ditandai dengan prestasi belajar yang optimal. Nilai-nilai raport yang bagus, prestasi di bidang non akademik.
Tentu semua itu semua hal itu tidak mudah terlaksana sedemikian rupa. Sehingga agar tidak terjadi hal-hal yang contohnya membolos sekolah, nilai buruk, tidak lulus UAN, dan masih banyak lagi. Kini semua hal itu perlu ditangani dan bagi siswa yang belum perlu diberikan pencegahan agar tidak dapat terjadi.
Siapakah yang perlu menangani? Apakah hanya siswa saja? Apakah hanya orangtua saja? Ataupun hanya Lemnbaga Pendidikan saja?
Tentu alangkah baiknya mulai sekarang kita semua membangun motivasi belajar yang tinggi pada siswa dengan pendidikan. Pendidikan ini yang berfokus pada kemudahan pembelajaran siswa. Menekankan pada semua indikator yang sudah kita bahasa tadi, Permaslahanya hanya saja, sedikit sekalai insan pendidikan yang memperhatian hal ini. Maka dari itu, Guru BK mulai beraksi menyadarkan semua insan pendidikan.








DAFTAR PUSTAKA

Irwanto. 2002. PSIKOLOGI UMUM Buku Panduan Mahaiswa. Prenhalindo, Jakarta.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Prayetno dan Amti, Erman. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Rieneka Cipta, Jakarta.
Uno Hamzah. 2010. TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA Analisis Di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Rahayu, Sutri. 2012. Penelitian: Meningkatkan Mootivasi Belajar Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Modeling di SMP N2 Kemangkon  Tahun Pelajaran 2011/2012. Psikologi Pendidikan dan Bimbigan, IKIP PGRI Semarang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar