MAKALAH
MOTIVASI
BELAJAR RENDAH
Tugas
ini disusun guna memenuhi tugas Semester
V pada Matakuliah Seminar Masalah BK
Oleh Dosen Pengampu Dra. Tri Suyati,
M.Pd.
Oleh :
Andika
Setiya Reynaldo
NPM.
1111 0182
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
IKIP
PGRI SEMARANG
NOVEMBER,
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Masalah
BK dan untuk
menambah pengetahuan pembaca. Makalah ini berisi tentang Motivasi Belajar Rendah yang kami harapkan dapat memberikan
informasi kepada para pembaca dan penulis secara pribadi.
Semoga Allah SWT senantiasa merindhoi segala usaha kita.
Amien Semoga diharapkan makalah ini
dapat memberikan kontribusi ilmu bagi penulis sendiri maupun pembaca. Berbagai
pengetahuan dan ilmu yang Pennulis coba paparkan dengan segala kekurangannya
mohon dimaafkan. Namun diharapkan makalah ini dapat digunakan dengan semestinya
baik oleh pembaca maupun penulis sendiri.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap dari kita
dianugerahi beberapa kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda. Settiap dari
kita memiliki perbedaan yang tidak perlu dipersamakan. Maka dari itu diperlukan
pemahaman baru menganai penghargaan keanekaragaman manusia.
Manusia pada
hakekatnya adalah unik. Seperti dikatakan dalam 4 dimensi manusia, salah satu
darii tu adalah dimensi indiidual. Dimensi yang menerangkan mengenai perbedaan
individu karena keunikan dari setiap individu.
Keunikan atau
perbedaan tersebut perlu mendapatkan penghargaan berupa toleransi. Sehingga
setiap inidividu akan mampu memahami dengan bijak siapa dirinya dan siapa orang
lain melalui persepektif dimensi individual.
Dalam dimensi
individual ini tersimpan beberapa permaslahan yang sangat perlu ditangani.
Permasalahan, salah satunya adalah permasalahan tentang belajar misalnya,
Setiap inidividu
atau orang memiliki pola-pola dalam belajar. Terkadang pola tersebut tidaklah
sesuai dengan hasil yang diharapkan, atau bias dikatan bahwa gagal dalam proses
belajar.
Jadi seseorang
tidak mendapatkan perubahan dari tingkahlakunya yang diharapkan atau hasil dari
proses belajar tidak diketemukan. Bahkan, suda hada yang mengalami perubahan
namun perubahan itu hanya sementara.
Itulah dari sekian
permasalahan dalam belajar yang sangat perlu diperhatikan. Karena pada dasarnya
setiap orang memiliki dorongan akan belajar yang berbeda, belum ditambah dengan
bebrapa kesuliatan akan belajar.
Kesulitan yang
menjadi akibat dari adanya dorongan yang minim dari seseorang akan betapa
pentingya belajar, karena terlalu banyak hal ini terjaidi dikalangan perlajar
Indonesa. Itu salah satu contoh konkrit dari permasalahan ini. Motivasi belajar
rendah pada siswa. Sehingga sangat perlu dan penting untuk dibahas dalam
makalah pada halaman selanjutnya.
B. PERUMUSAN
PERMASALAHAN
Adapun butir-butir perumusan permasalahan dalam Makalah
Motivasi Belajar Rendah adalah sebagai berikut :
a.
Bagaimana
latar belakang terjadinya motivasi belajar yang rendah pada siswa?
b.
Bagaimana
teori-teori tentang motivasi belajar?
c.
Bagaimana
faktor-faktor yang berpengaruh pada motivasi belajar?
d.
Bagaimana
Indikator-indikator motivasi belajar pada siswa?
C. TUJUAN
PENULISAN
Adapun butir-butir tujuan penulisan dalam Makalah
Motivasi Belajar Rendah adalah sebagai berikut :
a.
Mengetahui
latar belakang terjadinya motivasi belajar yang rendah pada siswa.
b.
Mengetahui
teori-teori tentang motivasi belajar.
c.
Mengetauhi
bebarapa faktor yang dapat berpengaruh pada motivasi belaajar.
d.
Mengetahui
bebarapa indikator motivasi belajar yang dimiliki siswa.
D. MANFAAT
PENULISAN
Adapun butir-butir manfaat penulisan dari Makalah
Motivasi Belajar Rendah adalah sebagai berikut :
a.
Mencegah
terjadinya motivasi belajar yang rendah pada siswa dengan pemahaman latar
belakang motivasi belajar rendah tersebut.
b.
Memahami
hakikat tentang motivasi belajar rendah pada siswa.
c.
Menyelesaikan
permasalahan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada motivasi belajar.
d.
Memahami
beberapa indikator motivasi belajar rendah yang dimiliki siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
LATAR BELAKANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH
Kehidupan yang semakin maju, perkembangan ilmu
pengetahuan, dan globalisasi membawa perubahan yang sangat berarti bagi bangsa
ini. Perkembangan dalam segala aspek tersebut telah membawa dampak yang serius
bagi bangsa ini, baik dampak negative maupun dampak positif. Dalam setiap
sekolah misalnya, sering sekali dijumpai anak didik yang melakukan kesalahan-kesalahan,
baik yang menyangkut pelanggaran peraturan akademik maupun pelanggaran
peraturan non akademik.
Setiap siswa di Indonesia ini, bahkan di dunia,
sering sekali melaukan kesalahan-kesalahan tersebut. Adapun bagi mereka, siswa
yang tidak melakuakan keslahan akademik pastilah memiliki kendala-kendala dalam
kehidupanya.
Kendala dan
kesalahan ini adalah bagian dari sebuah permasalahan. Permasalahan
yang setiap orang dalam hal ini aktifis akademik harus membuka matanya. Yang
pertama bagi mereka yang memiliki sebuah Lembaga Pendidikan. Mereka harus
membantu dan menyelesaikan permasalahan anak didik mereka. Bahgaimana mungkin, sebuah Lembaga Pendidikan dibangun
dengan sebuah rencana tanpa solusi? Pastilah setiap rencana memiliki
permasalahan. Sebuah tindakan tanpa kemudahan? Pastilah setiap tindakan
memiliki kesukaran.
Solusi dan
kemudahan ini akan membantu peserta didik/anak didik dalam menyelesaikan
permasalahan hidupnya. Baik dari bidang pengembangan prestasi. Mislanya,
bagaimana mungkin sebuah Lembaga Pendidikan dibangun tanpa memperhatikan
kendala yang dialami anak didiknya ketika dalam proses pembelajaran dan proses
belajar? Karena dalam pengembangan pembelajaran akan dijumapai permasalahan
dalam belajar.
Inilah salah satu
pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya harus kita perhatikan. Ketika kita
melihat banyak anak didik ketika bernagkat sekolah tetapi tidak sampai di
sekolah, dan bahkan keluyuran di trotoar jalanan. Banyak
sekali anak didik yang terlibat tawuran antar pelajar, dan terlibat gang motor
yang negatif.
Semua pertanyaan
dan penyataan ini harus difokuskan pada latar belakang terjadinya hal-hal di
atas. Ataukah apakah yang mengakibatkan semua hal di atas bisa terjadi?
Sebagai salah satu
aktifis akademik, yaitu Guru BK. Dalam salah satu bidang
bimbingan dan konseling, yakni bidang belajar. Bidang yang menjadi salah satu
pekerjaan Guru BK harus diselesaikan permaslahanya dan dibantu pengembanganya.
Mengingat berbagai masalah tersebut penyebabnya
adalah lemahnya motivasi belajar siswa. Siswa yang demikian ini, tidak mampu menyerap nilai-nilai perjuangan atau
mengapa dia disekolahkan? Mengapa dia harus di Sekolah? Dan mengapa dia harus
menuntut ilmu?
Jika siswa mampu
memiliki kemauan yang tinggi, tidaklah dia dapat dengan seseuka hati membolos
sekolah. Jika siswa mampu memiliki semangat yang bulat tidaklah mungkin dia
dapat dengan mudahnya terlibat tawuran antar sekolah. Jika siswa yang memiliki
tekad yang besar tidaklah mungkin dia dapat terlibat menjadi anggota geng motor
yang negatif.
Semua hal di atas
dipengaruhi oleh kemauan, semangat, dan tekad yang diformulasikan kedalam satu
jenis wadah yaitu motivasi. Motivasi yang menghasilkan alasan mengapa orang
melakukan suatu hal atau Motivasi yang menghasilkan alasan mengapa seorang
siswa harus belajar dengan baik?
Inilah motivasi
belajar yang mengubah sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran maupun
proses belajar. Namun kenyataan di Indonesia tidaklah seperti itu, Sangat
sedikit sekali siswa yang mampu memiliki motivasi yang tinggi. Boleh kita lihat
melalui keterlambatan siswa. Berapa siswa yanga datang tepat waktu? Dan berapa
siswa yang datang dengan terlambat? Inilah permasalahan kita, melemahnya
motivasi belajar siswa mengakibatkan siswa banyak terlambat_inilah salah satu
dampaknya.
B.
TEORI
MOTIVASI BELAJAR
Istilah motivasi
berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut betindak atau berbuat.
Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diintrepretasikan
didalam tingkahlakunya, berupa rangsangan/dorongan atau pembangkit tenaga
munculnya sesuatu tingkahlaku tertetnu.
Motif dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu :
-
Motif
Biogenetis yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism
demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan
istirahat, mengambil napas, seksualitas, dan sebagainya.
-
Motif
Sosiogenetis yaitu motif-motif yang berkembang berasal dar lingkungan
kebudayaan orang tersebut berada. Misalnya :keinginan orang mendengarkan music,
makan pecel, makan cokelat, dan lain-lain.
-
Motif
Teologis yaitu dalam motif ini manusia adalah sebgai makhluk yang berketuhanan,
sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-nya, seperti ibadah dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan YME, dan
untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.
Sebelum mengacu kepada pengertian
motivasi maka kita terlebih dahulu kita menelaah pengidentifikasian kata motif
dan motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi
adalah dorongan yang terdapat dalam diri seeorang untuk berusaha mengadakan
perubahan tingkahlaku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya.
Menoleh kepada pengertian
belajar. Thorndike dalam Hamzah 2010:11, salah seorang pendiri aliran teori
belajar tingkahlaku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses
interaksi antara stimulus( yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang berupa pikiran, perasaan,
atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkahlaku dapat berwujud
sesuatu yang konkret (dapat diamati) atau nonkonkret (tida bias diamati).
Good dan Brophy dalam
Hamzah 2010:15, yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau
interaksi yang dilakukan seseoran dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam
bentuk perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri.
Pendapat senada juga dikatakan oleh Galloway yang menyatakan belajar sebagai
perubahan perilaku seseorang yang cenderung tetap sebagai adanya penguatan
(reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap suatu obyek yang ada dalam
lingkungan belajar.
Driscoll dalam Hamzah 2010:15, menyatakan ada dua hal
yang harus diperhatikan dalam belajar, yaitu belajar adalah suatu perubahan
yang menetap dalam kinerja seseorang, dan hasil belajar yang muncul dalam diri
siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan.
Sedangkan Uno (2003) enjjleaskan lebih
jauh tentang bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.
Menurut Irwanto 2002:105,
belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu
menjadi sudah mampu, yang terjadi dalam jangka wakt tertentu. Perubahan yang
terjadi itu harus secara relative menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi
pada perilaku yang saat ini Nampak (immediate behavior) tetapi juga pada
perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (pitensial behavior). Hal lain
yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena
pengalaman.
Menurut Muhibin Syah
2003:63 belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Sedangkan Skiner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam Bukunya “Educational
Psychology” dalam Muhibin Syah 2003:64 adalah The Teaching Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adapatasi (penyesuaian tingkahlaku) yang
berlangsung secara progresif. Pendapat
ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah “…. A process
of progressive behavior adaptation”. Berdasarkan eksperimenya B.F Skiner
percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan endatangkan hasil yang optimal
apabila ia diberi penguat (reinforcement).
Dari beberapa teori belajar yang dikemukakan
di atas, dapat dirangkum bahwa belajar adalah perubahan tingkahlaku secara
relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau
penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sebelum jauh mengetahui tentang pengertian
motivasi belajar terlebih dahulu melihat keterkaitan antara keduanya. Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkahlaku
secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari
praktek atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu.
C.
FAKTOR-FAKTOR
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi Belajar dapat
timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan
factor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang manarik.
Hakakat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkahlaku, pada umumnya dengan bebarapa indikataor atau unsure yang
mendukung. Hal itu merupakan peranan besar bagi keberhasilan seseorang dalam
belajar
D.
INDIKATOR
MOTIVASI BELAJAR
Indikator
yang dapat diambil dari factor-faktor motivasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Memiliki
hasrat atau keinginan untuk berhasil.
b.
Memiliki
dorongan kebutuhan akan belajar.
c.
Memiliki
harapan terhadap cita-cita.
d.
Adanya
penghargaan terhadap prestasi belajar.
e. Didiukung
dengan lingkungan yang kondusif.
f. Kegiatan
belajar yang menarik.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkahlaku pada umumnya, dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Adapun beberapa indicator tersebut adalah :
g. Memiliki
hasrat atau keinginan untuk berhasil.
h.
Memiliki
dorongan kebutuhan akan belajar.
i.
Memiliki
harapan terhadap cita-cita.
j.
Adanya
penghargaan terhadap prestasi belajar.
k. Didiukung
dengan lingkungan yang kondusif.
l.
Kegiatan belajar yang menarik.
Sehingga dengan demikian, seseorang yang memiliki
motivasi belajar rendah adalah yang memiliki beberapa indicator di atas dengan
tingkat yang rendah. Bahkan, juga dapat dikatakan jika seseorang yang memiliki
motivasi belajar rendah maka dirinya kurang memiliki semua indicator tersebut.
B.
KRITIK
DAN KRITIK
Setiap siswa seharusnya memiliki motivasi yang
tinggi dalam belajarnya. Sehingga ditandai dengan prestasi belajar yang
optimal. Nilai-nilai raport yang bagus, prestasi di bidang non akademik.
Tentu semua itu semua hal itu tidak mudah terlaksana
sedemikian rupa. Sehingga agar tidak terjadi hal-hal yang contohnya membolos
sekolah, nilai buruk, tidak lulus UAN, dan masih banyak lagi. Kini semua hal itu perlu ditangani dan bagi siswa yang
belum perlu diberikan pencegahan agar tidak dapat terjadi.
Siapakah yang perlu
menangani? Apakah hanya siswa saja? Apakah hanya orangtua saja? Ataupun hanya
Lemnbaga Pendidikan saja?
Tentu alangkah
baiknya mulai sekarang kita semua membangun motivasi belajar yang tinggi pada
siswa dengan pendidikan. Pendidikan ini yang berfokus pada kemudahan
pembelajaran siswa. Menekankan pada semua indikator yang sudah kita bahasa
tadi, Permaslahanya hanya saja, sedikit sekalai insan pendidikan yang
memperhatian hal ini. Maka dari itu, Guru BK mulai beraksi menyadarkan semua
insan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto. 2002. PSIKOLOGI UMUM Buku Panduan Mahaiswa.
Prenhalindo, Jakarta.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Prayetno dan Amti, Erman. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling. Rieneka Cipta, Jakarta.
Uno Hamzah. 2010. TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA
Analisis Di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Rahayu, Sutri. 2012. Penelitian: Meningkatkan Mootivasi
Belajar Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Modeling di SMP N2
Kemangkon Tahun Pelajaran 2011/2012.
Psikologi Pendidikan dan Bimbigan, IKIP PGRI Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar