Selasa, 07 Januari 2014

Perilaku Nakal Pada Anak Jalanan



LAPORAN
PERILAKU NAKAL PADA ANAK JALANAN
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir semester 2 pada Mata Kuliah BK Sosial oleh Dosen Pengampu Heri Saptadi Ismanto, S.Pd.,M.Pd.
Oleh:
Nama          : Thaariq Falaq.
NPM           : 11110173
Kelas          : 2B.


Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang
Juni, 2012

A.   Permasalaahan Counselee
Perilaku nakal pada anak jalanan di kota semarang

Persoalan pada diri anak jalanan adalah karena kurangnya mengendalikan emosi pada diri anak jalanan, baik emosi negative maupun emosi positif sehhingga mendorong nak melakukan tindak kenakalan baik termasuk sebagai kategori penyimpangan social maupun yang sudah berat adalah kriminalitas.

B.   Identitas Diri Counselee:

Nama lengkap             : Sudarmaji.
Nama panggilan          : Ajik.
Wilayah                       : Semarang-Kendal.
TTL                             : Kendal, 1 April 2000
Usia                             : 12 tahum.
Jenis kelamin               : Laki-llaki.
Harapan                       : Ingin pulang berkumpul dengan keluarga.
Cita-cita                      : Ingin jmenjadi pengusaha.


C.   Identifikasi Masalah

Kenakalan anak adalah segala perbuatan yang melanggar norma atau moralitas masyarakat, dan dilakukan dalam usia 2 sd 10 tahun atau sebelum memasuki usia remaja. Anak disini diartikan sebagai seseorang yang belum memasukim usia remaja bahkan dewasa sehingga ini juga dapat diartikan sebagai penyimpangan social dan bahkan sebagai kriminalitas namun dibawah umur.
Segala bentuk kenakalan remaja ini seperti yang dilakukan saudara Sudarmaji yang sering akrab dipanggil Ajik ini adalah anak yang sanagat nakal sekali. Segala macam bentuk kenakalan anak sudah dilakukan seperti : berjudi, mencuri, pencurian barang,penipuan,pelanggaran tata susila yang lain. Semua yang dilakukan anak ini adalah tindak kriminalitas namun sangat beruantung sekali ketika penyimpangan social dan kriminalitas sudah dilakukan dari kepolisian tiak pernah mengetahui.
Disamping itu ajik ini sebenarnya sudah menyadari berbagai tindakan yang dilakukanya dengan temanya adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri bahkan oranglain, anehnya disaat itu terjadi dia menambahkan tindakan kriminalitas itu dengan perbuatan seks bebas, pergaulan bebas, ikut sebagai punk jalanan yang biasanya banyak sekali merugikan masyarakat bahkan meresahkan masayarakat.
Kesadaran yang dialaminya adalah bentuk dari ketidakpuasan dia selama ini dengan dirinya sendiri karena pelanggaran nortma,asusila, dan hukumj. Semakin hari ungkapnya saat di wawancarai di jalanan ini, dia mengaku bahwa sudah bosan ingin pergi ari lingkungan ini dan pulang kembali ke rauymah untuk berkumpul dengan keluarganya namun disisi lain dia masih terpengaruh dengan linhgkungan dalm hal ini adalah teman-temanya.

D.   Prognosis

Apapun yang sebnarnya dilakukan oleh Ajik ini adalah sebuah kesalahhan yang berakibat fatal pada kenakalan bahkan dari kenakalan ini akan mengarahkan pada kriminalitas. Berbagai masalah pasti akan muncul dari kenakalan remaja yang ditimbulkanya ini missal dari free sex akan menjadi penyakit HIV atau Aids, kemudian mabuk-mabukan akan menjadikannya sebagai preman, bahkan pada akhirnya anak ini akan melakukan perusakan diri seperti menggunakan narkoba atau sejensinya, sampai akhirnya kematian.
Semua kemungkina itu akan terjadi, namun kin saatnya dibahas mengenai perjalanan bagaimana ini bisa membawa ajik ke jalanan atau pergaulan kenakalan di jalanan semarang ini.
Ketika ditanya mengenai perjalanannya kesini, ajik yang ditemui saat itu memberitahu bahwa dia tertekan akan semua yang dibebankan oleh keluarganya, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, karena dia nak pertama kemudian adaiknya umur sekitar 2 tahun saat ini. Dari urut-urutan itu, maka kedua orangtua pasti memberikan tanggungjawab yang lebih untuknya, pmeskipun saat itu dia masih berumur 7 tahun. Dari situ dan dari serge ekonomi Ajik tidak pernah meraskan bangku sekolah namun malah pekerjaan yang harus dipikulnya, seperti misalnya: mencuci pakaian, menjual Koran, mengamen, bahkan pernah disuruh meminta-minta.
Dari sekian beban yang telah diberikan Ajik ini mencoba untuk mengerti bahwa dia sudah menjadi dewasa sebelum waktunya namun saat itu orangtuanya terlalu memaksakan diri anakanya ini sehingga beban dan tekanan batin paswti dialaminya.

E.   Sintesis

Melihat dari sekian banyak latar belakang dan permaslahan yang cdukup rumit, namun Kita dapat melakukan pendekatan terhadap kasus ini. Dari penyebab masalah yang muncul dapat ditarik kemungkinan masalah sebenarnya :
1.      Segi Sosiologis
Dimana segi ini memungkinan bahwa setiap orang dipengaruhi oleh lingkungan dan setiap linhgkungan dipengaruhi oleh seseorang atau masyatrakat. Sama dengan kasus ini kasus yang tergolong sebagai bidang Pribadi dalam Bimbingan dan Konseling. Kasus ini sangat kompleks terjadi dimanapun dan kapanpun terutama saat ini dialami saudara kita yaitu Ajik ini. Ketika dia ingin keluar dari gang Punk Jalanan ini tidak bisa karena menurutnya sudah adanya ikatan dan dari setiap anggotanya menganggapnya seperti saudara sehidup seemati. Namun memang disayangkan dari lingkungan ini membuat dampak yang tidak dapat dibilang sebagai dampak positif, namun negative.

2.      Segi Psikologis
Dilihat dari bagaimana Ajik ini menjalani pernaya sendiri sebagai anggota dari keluarga, dari situ sudah Nampak bahwa seorang yang berumur 7 tahun sudah didik menjadi orang yang sangat dewasa, hari-harinya yang penuh denga kerja dan kerjha, ditambah beban dari dalam batinya yang mengakibatkan Ajik ini harus meninggalkan rumahnya tanpa memberitahu keduaorangtuanya. Ini adalah keputusan yang tak masuk akal katanya.
Pendekatan yang sudah kita singgung tadi adalah memungkinakan berbagai penyebab yang terjadi dilihat dari segi sosiologis dan psikologis. Untuk membantu saudara kita ni, kita membutuhkan konseling yang bersifat kekeluargaan jadi dimana antara kita selaku konserlor dengan dia selaku client diberikan pemahaman pentingnya keluarga bagi masa depanya, minimal pengertian dari keluarga yanhg sesungguhnya. Ketika itu sudah diberikan maka selanjutnya adalah kita berikan tritmrn berupa represi yaitu sebuah pengendalianj emosi dengan mengalihkan perhatianya atau emosi negatifnya ke bentuk yang lebih positif, ketika dia mendapatkan masalah dia diberikan solusi dari masalh irtu dengan melakukan hal positif misalnya main gitar, sebagai anak jalanan pasti akan memiliki ketrampilan sebagai gitaris. Bukan sekedar mengamen di jalanan namun menyumbangkan pikiran dan ketrampilanya untuk unjuk diri di bus misalnya.
Bukan ketika punya maslah larinya ke alkholisme, ini yang disanyangkan sekali. Setelah dia dapat mengendalikan emosinya tentiu daia akan lebih tenang meskipun dari teman-atemanya masih belum begitu paham akan apa yang sebenaarnya dia lakukan. Namun ketika itu pasti dia kan membawa pengaruh bagi kelompoknya. Dan saat itu berlangsung dan sudah semakin  lama maka kits berikan pilihan yang baginya akan sangat sulit, missal: kita menanyakan padanya seandainya kamu memilih keluargamu kamu akan meninggalkan teman-temanmu ini namun bagaimana senadainya kamu memilih temanmu ini maka kamu akan meninggalkan keluarhgamu ?/
Semua pertanyaan ini adalah bagian dari tritment agar client dapat mengendalikan apa yang kan dia kerjakan nanti, karena sebagian besar apa yang kita kerjakan adalah konsepsi dari alam sadar kita, dan selebihnya adalah alam bawah sadar dan alam ambang sadar.
Ketika kita lontarkan berbagain pertanyaan yang akan membuatnya berfikir keras bahkan juga berperasaan maka itu akan membawa dia untuk berproses menuju kedewassan yang sesungguhnnya. Yang kadang kala dia mengertii dengan motivasi disertai penekanan yang kita berikan tanpa dia sadari senelumya, Alhasil dai pasti sudah tentu akan pergi untuk kembali kekeluarganya dan setelah itu kieluarganya pasti akan leboh untuk membimbingan lebih baik bukan memperlakukanya sebagai miniature orang dewasa.

F.      Evaluasi dan Tindak Lanjut

Ketika permasalahan seperti ini telah muncul maka yang trjadi bukan mengantisipasi melainkan mengentaskan agar ini tidak terjadi, kemudian berulah kita mencegah supaya ini tidak terulang kembali.
Setelah melalui berproses selama berhari-hari maka kita mengadakann evaluasi tentang solusi yang coba kita berikan selebihnya kita melepaskan apapun yang terjadi dalam hal ini konsep piir client atau bagaimana keinginan dari counselee ini sebenarnya.
Ketika ditelusuri denagan wawancara dan observasi yang sederhana maka telah disimpulkan bahwa pendekatan, penelusuran penyebab, dan berbagai soluis tersebut adalah benar apa adanya dapat mengentaskan, namun dalam mencegahnya masih dalam tahap yang belum dapat ditentukan alias belum ditemukan untuk solusinya.
Factor Psikologis dan factor sosiologis ini sangat mempengaruhi bagaimana seseorang melekukan tindakan penyimpangan social dan bahkan sampai kriminalitas dalm skesemua masalah tersebut masuk dalam kategorii sebagai kenakalan anak, namu jika dibiarkan pasti mengarahkan kepada kenakalan remaja.
Yang sudah kita berikan ini ternyata membawa dampak yang bagus bukan hany dengan Ajiknya namun dan kawan-kawanya segrup punk tersebut. Mereka berpendapat bahwa mereka juga punya harapan dan cita-cita namun terlanjur adalah lasan yang benar-benar terucap diaaat ajik dan salah satu temanya idwawancarai.
Dari sekian apa yang dilakukanya juga ada yang menarik bagaimana dia dapat menrima kwana dengan sanag terbuka , yang berbeda sekali dengan orang kebanyakan sekarang. Namun semua itu yang membawa Ajik berkumpul dengan keluarganya, sampai pada akhiranya teman-temanya menyadari tindakan ajik unutk kembali kepelukan orangtua adalah benar. Dan alhasil temantemantya yang berjumlah 7 orang dapat pulang kerumah-masing-masing, meskipun dalam waktu yang relative panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar